Jumat, 19 Mei 2017

kubaca namamu ditelapak tanganku

by agung suprianto
ballpoint on paper a4
2017

Kubaca Namamu di Telapak Tanganku

Di telapak tanganku, terukir namamu, Dengan tinta cinta yang tak pernah pudar, Setiap goresan, setiap alur, Menceritakan kisah yang tak pernah usai.

Namamu adalah mantra yang kuhafal, Dalam senyap malam, kuucap lirih, Setiap huruf membawa rindu, Mengalir di nadiku, menyatu dalam diri.

Kala hujan turun, kubuka tanganku, Biarkan tetes-tetesnya menyentuh namamu, Seolah menenun pelangi di langit hati, Mengukir harapan yang tak pernah mati.

Dalam keramaian, kubaca namamu, Mengusir sepi yang merantai jiwa, Setiap lekukannya menjadi saksi, Cinta yang tak mengenal waktu dan ruang.

Namamu adalah lagu dalam hatiku, Melodi yang tak pernah berhenti berirama, Setiap detak nadi, setiap tarikan nafas, Menyebutmu dalam keabadian cinta.

Di telapak tanganku, kubaca namamu, Merangkai doa dalam tiap hembusan, Semoga kau tahu, meski jarak memisah, Hatiku selalu ada, memelukmu dalam senyap.


Ku baca namamu di telapak tanganku,
huruf demi huruf terukir jelas di sana,
seperti senandung indah nan merdu,
yang terdengar hingga ke ujung dunia.

Namamu, sebuah nama yang begitu indah,
mengalun dalam hatiku seperti lagu,
membingkai hari-hariku dengan warna-warni,
seolah mengikatku dalam seutas tali.

Ku baca namamu di telapak tanganku,
dan rasakan getar jiwaku yang berdentang,
memikirkan dirimu yang kini jauh dariku,
namun dekat di hatiku yang selalu terkenang.

Namamu, sebuah nama yang selalu kuingat,
dalam setiap hela nafasku yang terhela,
mengalir dalam darahku yang membara,
seakan terpatri di setiap denyut jantungku.

Ku baca namamu di telapak tanganku,
dan kuyakinkan diriku di dalam hati,
bahwa kau akan selalu ada di dalam sanubari,
meskipun jarak memisahkan kita di dalam alam semesta yang luas.